Pilih Kategori

News
Tokoh Muslimah
Journey to Islam
Hikmah
Nabi & Rasul
Birrul Walidain
Muslim Digest
Art & Culture
Doa
Marriage
Parenting
Event
Komunitas
Fashion
Food
Health & Beauty
Travel
Film
Selebriti
Books

Rufaidah binti Sa'ad: Perawat Muslimah Pertama, Pelopor Kesehatan Umat

Rufaidah binti Sa'ad: Perawat Muslimah Pertama, Pelopor Kesehatan Umat

Ilustrasi

Muslimahdaily - Dalam sejarah kegemilangan peradaban Islam, nama Rufaidah binti Sa'ad bersinar sebagai salah satu perempuan perintis yang mendedikasikan hidupnya untuk kemanusiaan melalui ilmu pengobatan dan keperawatan. Dilahirkan di Yatsrib (kelak Madinah), sekitar tahun 570 Masehi, Rufaidah tumbuh dalam keluarga tabib terpandang. Ia memainkan peran penting dalam meletakkan dasar praktik medis yang berlandaskan nilai-nilai Islam, menjadikannya teladan abadi. Beliau juga dikenal dengan nama Rufaidah al-Aslamiyyah, Ku’aibah binti Sa’ad, atau Rumaitsah al-Ansariyah.

Masa Kecil Rufaidah dan Ilmu dari Sang Ayah

Rufaidah berasal dari kabilah Bani Aslam, bagian dari suku Khazraj di Madinah, yang termasuk golongan Anshar (penolong Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam). Keluarganya adalah salah satu yang pertama memeluk Islam di kota itu. Dasar keilmuan Rufaidah dalam pengobatan sangat dipengaruhi oleh ayahnya, Sa’ad al-Aslami. Sang ayah adalah seorang tabib terkenal dan dihormati, bahkan disebut sebagai pemimpin para tabib pada masanya.

Sa’ad al-Aslami tidak hanya ahli dalam pengobatan tradisional Arab, tetapi juga mempelajari praktik kesehatan dari bangsa lain seperti Persia, Romawi, Suriah, dan India, berkat interaksi dagang. Sejak belia, Rufaidah sudah akrab dengan dunia medis, sering membantu ayahnya merawat pasien. Menginjak remaja, dengan ilmu dan pengalaman yang cukup, Rufaidah mulai dipercaya untuk praktik pengobatan sendiri.

Mengubah Cara Pengobatan Sesuai Ajaran Islam

Sebelum Islam datang (masa Jahiliyah), cara pengobatan masyarakat Arab seringkali dicampuri praktik takhayul, seperti penggunaan jampi-jampi dan mantera. Setelah Rufaidah memeluk Islam, ia membawa perubahan besar. Dengan pemahaman agamanya, ia mengganti mantera-mantera berbau syirik dengan doa-doa Islami yang diajarkan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Ia juga mempelopori pentingnya kebersihan dan higienitas dalam pengobatan, memastikan perawatan dilakukan di lingkungan yang layak dan mendukung kesembuhan.

Pelopor Sekolah Perawat dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Semangat Rufaidah dalam ilmu pengobatan tidak ia simpan sendiri. Ia bercita-cita memberdayakan kaum perempuan Muslimah lainnya dengan mengajarkan ilmu keperawatan. Rufaidah pun mendirikan sebuah tempat belajar yang bisa dianggap sebagai sekolah keperawatan pertama dalam sejarah Islam. Di sana, ia berbagi ilmu dan keterampilan medis kepada para perempuan Madinah. Berkat kegigihan dan keikhlasannya, banyak orang yang tertolong dan, atas izin Allah Subhanahu wa ta'ala, mendapatkan kesembuhan.

Peran Penting Rufaidah di Medan Perang: Kisah Tenda Kesehatan

Jasa besar Rufaidah semakin terlihat saat umat Islam menghadapi peperangan. Pada tahun 624 M, saat Perang Badar, Rufaidah dengan berani meminta izin kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam untuk ikut ke medan perang. Bersama tim perawat perempuan yang ia bentuk, dikenal sebagai ‘Al-Asiyah’ (Para Wanita Perawat), mereka bertujuan merawat pejuang Islam yang terluka.

Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengizinkan dan mendukungnya. Rufaidah kemudian mendirikan rumah sakit lapangan dalam bentuk tenda kesehatan darurat. Tenda inilah yang terkenal dalam sejarah sebagai Khaimah Rufaidah (Tenda Rufaidah). Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam sendiri memerintahkan agar sahabat yang terluka parah, seperti Sa'ad bin Mu'adz saat Perang Khandaq, dirawat di tenda Rufaidah, menunjukkan kepercayaan besar pada kemampuannya.

Pengabdian Rufaidah Berlanjut di Masa Damai

Dedikasi Rufaidah tidak hanya saat perang. Ketika Madinah dalam keadaan damai, ia tetap aktif melayani masyarakat. Ia memberikan pengobatan kepada siapa saja tanpa memandang status sosial atau latar belakang mereka. Semangatnya untuk mengajarkan ilmu keperawatan kepada Muslimah lain juga terus berlanjut, memastikan adanya tenaga medis perempuan yang terampil dan berdedikasi. Rufaidah selalu berusaha memberikan pertolongan terbaiknya, mencerminkan jiwa sosial dan kasih sayang yang tinggi.

Warisan Rufaidah: Inspirasi bagi Muslimah Kini dan Nanti

Jejak langkah dan semangat juang Rufaidah binti Sa'ad dalam menyebarkan ilmu, memberi manfaat kepada sesama, serta memberdayakan perempuan adalah warisan luhur yang patut menjadi inspirasi bagi Muslimah di masa kini dan masa mendatang. Dengan ilmu, keterampilan, dan keimanannya, Rufaidah membuktikan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam membangun peradaban.

Kisah hidupnya mengingatkan kita: jika kita seringkali hanya fokus pada diri sendiri, Rufaidah mengajak kita bertanya, "Kontribusi apa yang bisa saya berikan untuk orang lain dan kemanusiaan?" Sebab, hidup akan lebih bermakna ketika keberadaan kita bermanfaat bagi sesama. Rufaidah adalah teladan cemerlang bahwa Islam memuliakan ilmu, mendorong kontribusi positif, dan memberi ruang bagi perempuan untuk menjadi agen perubahan.

 

Icon Rangkuman