Muslimahdaily - Kisah Mbak Rima, seorang dokter, membuka tabir pergulatan tak kasat mata yang telah dialaminya selama bertahun-tahun melawan gangguan dari alam jin.
Pengalaman ini tidak hanya menguji ketahanan fisik dan mentalnya, tetapi juga membawanya pada sebuah perjalanan spiritual mendalam untuk mencari kesembuhan dan ketenangan.
Dalam sebuah video yang diunggah di kanal youtube Ustadz Muhammad Faizar, Mbak Rima membagikan kisah perjalanan hidupnya, yang kemudian Ustadz Faizar menjelaskan fenomena yang dialami Mbak Rima dari perspektif Islam.
Awal Mula Gangguan: Sejak Remaja dan Dugaan "Jin Asyiq"
Gangguan gaib ini mulai dirasakan oleh Mbak Rima sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan terus berlanjut, menghantuinya selama lebih dari satu dekade. Ia menceritakan bagaimana jin tersebut sering muncul dalam mimpinya. Dalam salah satu mimpinya yang paling berkesan, ia merasa seolah dibawa ke sebuah sungai untuk melangsungkan sebuah upacara pernikahan gaib.
Ustadz Faizar, dalam video tersebut, menjelaskan bahwa salah satu kemungkinan penyebab gangguan semacam ini, merujuk pada penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, adalah adanya jin asyiq. Ini adalah jenis jin yang mengganggu manusia karena adanya rasa cinta atau ketertarikan dari pihak jin kepada manusia tersebut. Namun, Ustadz Faizar dengan tegas menekankan bahwa "cinta" dari dimensi yang berbeda ini bersifat posesif, mengikat, dan pada akhirnya membawa dampak negatif serta penderitaan bagi manusia yang menjadi objeknya.
Dampak Nyata pada Kesehatan Fisik dan Psikis
Kehadiran jin pengganggu ini membawa dampak yang signifikan dan nyata pada berbagai aspek kehidupan Mbak Rima. Secara psikologis, ia kerap dilanda perasaan cemas berlebihan dan ketakutan yang intens saat berada di tengah keramaian. Gangguan ini juga bermanifestasi dalam bentuk berbagai keluhan fisik, seperti sering kambuhnya masalah asam lambung dan serangan migrain yang menyiksa dan mengganggu aktivitasnya sebagai seorang dokter. Sang suami pun menjadi saksi atas perubahan drastis pada suasana hati dan perilaku Mbak Rima yang tidak seperti biasanya, menunjukkan betapa serius dan mengganggunya pengaruh entitas gaib tersebut.
Di tengah pergulatan batin dan fisiknya, Mbak Rima menemukan sedikit kelegaan dengan menyibukkan diri pada hobinya, yaitu membuat kerajinan tangan. Aktivitas kreatif ini membantunya merasa lebih bahagia dan untuk sejenak dapat melupakan beban berat yang ia rasakan. Namun, dukungan terbesar dan tak ternilai harganya datang dari sang suami, yang dengan penuh kesabaran, pengertian, dan kasih sayang senantiasa mendampingi Mbak Rima melewati masa-masa sulit tersebut.
Proses Ruqyah Syar'iyyah dan Penjelasan Ustadz Faizar
Sebagai ikhtiar utama dalam mencari kesembuhan secara Islami, Mbak Rima menjalani sesi ruqyah syar'iyyah yang dipimpin langsung oleh Ustadz Faizar, sebagaimana terekam dalam video yang dibagikan. Selama prosesi pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran, Mbak Rima mengaku merasakan sensasi fisik yang tidak biasa, seperti ada sesuatu yang menarik atau menahan tubuhnya. Ini adalah reaksi yang sering terjadi ketika jin yang berada di dalam tubuh mulai terganggu oleh lantunan ayat-ayat Allah.
Ustadz Faizar menjelaskan lebih lanjut mengenai jenis gangguan yang kemungkinan dialami Mbak Rima. Beliau mengindikasikan bahwa kasus Mbak Rima melibatkan jin yang secara fisik "memegang" atau menempel kuat pada tubuhnya, dengan titik akses utama yang terdeteksi berada di area ulu hati dan punggung.
Setelah sesi ruqyah selesai, Ustadz Faizar memberikan beberapa nasihat penting kepada Mbak Rima sebagai panduan untuk melanjutkan proses penyembuhannya secara mandiri dan berkelanjutan. Nasihat tersebut meliputi:
Pentingnya Memaafkan : Memaafkan orang lain yang mungkin pernah menyakiti, serta yang tak kalah penting, memaafkan diri sendiri atas segala kekurangan atau kesalahan di masa lalu.
Selalu Berzikir : Senantiasa mengingat Allah (berzikir) dalam berbagai keadaan untuk memperkuat benteng spiritual.
Terapi Fisik Sederhana : Melakukan terapi sederhana berupa merendam kedua tangan dalam air es, yang mungkin bertujuan untuk membantu menenangkan sistem saraf.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi cobaan apa pun, termasuk gangguan non-medis, kombinasi antara doa, ikhtiar, kekuatan mental, kesabaran yang tak putus, serta dukungan dari orang-orang terdekat adalah kunci. Lebih dari segalanya, ini adalah tentang keyakinan penuh bahwa pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala akan selalu menyertai hamba-Nya yang tulus berjuang di jalan-Nya dan tidak pernah berputus asa dari rahmat-Nya. Semoga pengalaman ini menjadi inspirasi dan penguat bagi siapa saja yang mungkin tengah diuji.