Muslimahdaily - Tak ada yang tersisa dari Majid Ibnu Utsman. Masjid bersejarah yang berdiri lebih dari 600 tahun itu hancur lebur akibat serangan Israel pada Rabu (3/7/2024), dilansir dari Middle East Monitor, Kamis (4/7/2024).
Serangan tersebut meluluhlantakan bangunan masjid yang dahulu berdiri megah dan kokoh. Kini, kemegahan bangunan tersebut rata menjadi tanah dengan puing-puing dan reruntuhan di atasnya. Quds Press melaporkan, Israel telah beberapa kali menembakkan rudal ke Masjid Ibnu Utsman, setelah satu minggu memulai serangan kejam di daerah Shuja'iyya.
Menurut para ahli, masjid ini merupakan masjid arkeologi terbesar kedua di Jalur Gaza setelah Masjid Agung Al-Omari. Madjid Masjid Ibnu Utsman terletak di pusat kota dan menjadi bukti sejarah kuno Kota Gaza. Penduduk Shuja'iyya menyebut masjid ini sebagai Masjid Agung karena kemegahannya dan terletak dekat pasar utama. Lokasinya yang strategis berdampak besar pada kehidupan mereka sejak berdiri lebih dari 600 tahun yang lalu.
Masjid Masjid Ibnu Utsman didirikan oleh Sheikh Ahmad bin Muhammad bin Uthman. Majid tersebut kemudian terkenal karena keunikan arsitekturnya. Luas bangunan masjid mencapai 2.000 meter persegi dengan halaman utamanya sekitar 400 meter persegi. Selain itu, Masjid Ibnu Utsman memiliki dua gerbang yang menghadap ke pasar Shuja'iyya dan dibangun dengan gaya Mamluk.
Pembangunan masjid melewati tiga tahap berbeda selama periode pemerintahan Burji Mamluk di Gaza. Berdasarkan salah satu prasasti di masjid, tahap pertama konstruksi terjadi di bawah naungan Emir Aqbugha ibn al-Tulutumari. Kemudian, tahap kedua pembangunan masjid dilakukan tanggal 13 September 1418. Tahap kedua ini bertujuan untuk merampungkan bangunan masjid, membangun halaman dan serambi yang akan diletakkan di depan tembok kiblat. Tahap akhir Masjid Ibnu Utsman dipimpin oleh Emir Alam al-Din Sanjar sekitar tahun 1430-31. Ia membangun serambi utara dan selatan, beserta mihrab utama dan kubahnya.
Untuk diketahui, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menghancurkan 1.000 masjid sejak 7 Oktober 2023, demikian pernyataan pihak berwenang setempat, dilansir dari Anadolu Anjansi (21/1/2024).
"Pembangunan kembali masjid-masjid ini akan menelan biaya sekitar $500 juta," kata Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Gaza.
Gereja, beberapa gedung administrasi, sekolah-sekolah Al-Quran, dan sebuah kantor pusat bank juga hancur dalam serangan Israel. Tak hanya itu, serangan Israel juga menewaskan lebih dari 100 penceramah Muslim.
"Kami menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam serta orang-orang yang memiliki hati nurani untuk memenuhi tanggung jawab mereka terhadap orang-orang Palestina di Jalur Gaza," tambah pernyataan itu.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, yang menurut Tel Aviv telah menewaskan hampir 1.200 orang. Sedikitnya 25.105 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan 62.681 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.