Pilih Kategori

News
Tokoh Muslimah
Journey to Islam
Hikmah
Nabi & Rasul
Birrul Walidain
Muslim Digest
Art & Culture
Doa
Marriage
Parenting
Event
Komunitas
Fashion
Food
Health & Beauty
Travel
Film
Selebriti
Books

Sibuk Dunia, Rugi Akhirat? Ustaz Adi Hidayat Ingatkan Pentingnya Kesibukan yang Bermanfaat dan Bernilai Ibadah

 Sibuk Dunia, Rugi Akhirat? Ustaz Adi Hidayat Ingatkan Pentingnya Kesibukan yang Bermanfaat dan Bernilai Ibadah

Ilustrasi ( dok.muslimahdaily )

Muslimahdaily - Di tengah hiruk pikuk dan tuntutan kehidupan modern, banyak dari kita seringkali terjebak dalam pusaran rutinitas dan kesibukan yang seolah tak ada habisnya. Namun, pernahkah kita berhenti sejenak untuk merenungkan: apakah setiap kesibukan yang kita jalani benar-benar membawa manfaat untuk kehidupan di dunia dan, yang lebih penting, sebagai bekal untuk akhirat? Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu kajian terbarunya mengingatkan dengan tegas bahwa kesibukan yang tidak bernilai ibadah dan tanpa manfaat hakiki hanya akan berujung pada kerugian.

"Banyak manusia sibuk dari pagi hingga malam, tapi jika ditanya manfaatnya untuk akhirat, mereka bingung. Padahal dalam Islam, kesibukan yang tidak bernilai ibadah atau manfaat akan menjadi kerugian," ujar UAH dalam kajian berjudul "Sibuk di Dunia, tapi Tidak Bermanfaat" yang diunggah di kanal YouTube resminya.

Mengenali Kesibukan yang Merugikan

Untuk menjelaskan konsep kerugian dalam pemanfaatan waktu, UAH mengutip firman Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Surah Al-‘Asr (103:1-3). Surat ini menegaskan bahwa demi masa, sesungguhnya seluruh manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman, mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Menurut UAH, salah satu manifestasi kerugian tersebut adalah kesibukan yang justru menjauhkan diri dari Allah atau tidak membawa nilai positif.

Berikut adalah beberapa tanda kesibukan yang tidak bermanfaat menurut UAH:

- Fokus aktivitasnya hanya tertuju pada urusan duniawi semata, tanpa pernah mengingat atau mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.

- Menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang sia-sia dan melalaikan, seperti berlebihan dalam menggunakan media sosial untuk hal yang tidak penting, terlibat dalam perbincangan yang tidak bermanfaat (gosip), atau hiburan yang berlebihan.

- Terlalu sibuk hingga melalaikan kewajiban-kewajiban utama, seperti shalat, berbakti kepada orang tua, atau menjalankan peran penting dalam keluarga.

- Tidak pernah melakukan introspeksi diri (muhasabah) untuk mengevaluasi apakah aktivitas yang dilakukannya membawa pahala atau justru menambah catatan dosa.

- Merasa waktu berlalu begitu cepat tanpa ada hasil nyata yang dirasakan dalam peningkatan kualitas spiritual, sosial, maupun pengembangan diri yang positif.

Solusi Mengubah Kesibukan Menjadi Bernilai Ibadah

Agar setiap kesibukan yang kita jalani tidak sia-sia dan justru bernilai ibadah di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala, UAH menyarankan beberapa langkah praktis:

Awali Hari dengan Niat yang Benar: Luruskan niat setiap memulai aktivitas, niatkan segala kesibukan sebagai bentuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Prioritaskan Ibadah Wajib dan Sunnah: Jangan sampai kesibukan melalaikan ibadah inti. Selipkan dan prioritaskan waktu untuk shalat, berzikir, membaca Al-Qur'an, dan ibadah lainnya di sela-sela aktivitas.

Fokus pada Hal yang Berguna: Secara sadar, manfaatkan waktu untuk hal-hal yang produktif dan membawa maslahat. Kurangi atau tinggalkan aktivitas yang jelas-jelas tidak bermanfaat atau bahkan merugikan.

Jadilah Pribadi yang Bermanfaat bagi Sesama: Usahakan agar keberadaan dan aktivitas kita memberikan manfaat bagi orang lain, sekecil apapun itu, sesuai dengan sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.

Seimbangkan Urusan Dunia dan Akhirat: Dalam mengejar urusan duniawi, jangan lupakan bekal untuk akhirat. Sertakan amal-amal kebaikan seperti sedekah, membantu sesama, menuntut ilmu agama, dan amalan lainnya yang berorientasi pada kehidupan setelah mati.

UAH menegaskan bahwa kesibukan itu sendiri bukanlah sebuah masalah, asalkan diiringi dengan kesadaran penuh akan tujuan dan manfaatnya, baik untuk dunia maupun akhirat. Beliau mengajak setiap Muslim untuk senantiasa melakukan evaluasi terhadap aktivitas harian dan memastikan bahwa segala yang dilakukan memiliki nilai manfaat, kebaikan, dan keberkahan.

"Jangan sampai kita termasuk golongan yang hanya sibuk, tapi tidak ada manfaatnya bagi akhirat. Sibuk boleh, tapi pastikan ada ibadah (di dalamnya), ada manfaat (yang ditebarkan), dan ada kebaikan yang kita tinggalkan (sebagai jejak amal)," pungkasnya.

Icon Rangkuman